Darah berdesir senuansa dengan nafsu manusia
Tapi menangis takkan membuat aliran darahmu membeludak tenang
Tanya pada tepi-tepi jari mu
Orang suci itu bukannya tak ada tapi hanya tak mungkin menghampiri sebuah logika
Matilah manusia yang hanya hidup dengan logika konvensionalnya saja
Serapuh kecupan seorang ibu pada mayat anaknya yang terbujur membeku
Aku manusia yang paling pesimis dalam kehidupan
Lebih baik menyerah sebelum perang ketimbang harus mati dalam kekalahan
Aku tak menemukan duniaku dalam masa ini
Sepertinya aku sedang dipermainkan oleh waktu
Aku seperti kotoran yang tergeletak tanpa prinsip, hanya bisa mengikuti riak sungai dan terhanyut dalam tolol
Harus dimana kutemui kehidupanku yang nyata
Aku lelah hidup dalam awang- awang semu
Obsesiku hanyalah topeng dari ketakutan yang teramat sangat untuk menghadapi nyata
Kapankah aku bisa merobek topeng yang berat ini
Lelah bernegosiasi dengan teks kehidupan
Meliuk-liuk bak alunan piano Bethoven dalam symponi ketersiksaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar