masih saja Desember..
ketika marah menjadi tak terarah
ketika senyum tak lagi teduhkan lapar
selalu Desember
kala qu pintal remang jadi petang
kala qu gali penat dalam sesat
merasa jadi Desember
tempat bermuara
bermuram durja
mengapa harus Desember
melepas memori dipojok erotisme ini
aku bukan pemikir
bukan juga melankolia
Desember qu tak begitu cemerlang
namun tak qu biarkan dia lekas menghilang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar